SWITCHING
I.
Perkembangan Teknologi Switching
Sejarah
sentral telepon dimulai dulu ditemukannya telepon pada tahun 1876 oleh
Alexander Graham Bell. Kemudian sentral telepon manual (Manual System) dibangun
pertama kali tahun 1878 di Connecticut serta
beberapa tempat lain. Hingga pada tahun 1891 ditemukan sistem sentral yang
langsung dikendalikan pesawat telepon (Step By Step System) oleh
Almon B. Strowger dan sentralnva lebih
dikenal
sebagai sentral Strowger. Tabun 1912. seorang' engineer Swedia, Gotthief Betulander menemukan sistem
sentral otomatis crossbar yang' sederhana,sistemnya disebut Crossbar
Batulander. Crossbar Batulander menggunakan rele rele tunggal. Perbaikan sistem
Crossbar Batulander muncul Crossbar Switch yang menggunakan sistem pengontrolan
elektromagnetik dan pengontrolan bcrsama (Common Control System). Selain
sistem Crossbar Switch, perbaikan system Crossbar Batulander juga melahirkan
penggunaan Reed relay. Reed relay memicu perkembangan rele elektronik dan
menyebabkan berkembangnya sentral elektronik khususnya setelah perang dunia
kedua. Sentral elektronik menggunakan pengontrolan computer (Stored Program
Controlled) dikenalkan sekitar tahun 1970.
Perkembangan pemakaian komputer menyebabkan system
komunikasi bergeser ke system digital. Maka ditemukanlah time
switch yang menggunakan elektronika digital. Sistem pengontrolannya tetap
menggunakan komputer (Stored Program Controlled). Selain itu, komunikasi juga
tidak dibatasi untuk suara yang didigitalisasi, tetapi juga komunikasi data dan
gambar (multimedia) sehingga perkembangan sentral digital tidak hanya melayani
system circuit switching, tetapi juga packet switching. Pada akhir abad 20,
sistem penggunaan serat optik mulai berkembang. Engineer telekomunikasi mulai
memikirkan sistem sentral yang menggunakan optik, sehingga muncul sistem
optical switching.
Pengertian
Switching
Switch adalah komponen jaringan yang
di gunakan untuk menghubungkan beberapa HUB untuk membentuk jaringan yang lebih
besar atau menghubungkan komputer2 yang mempunyai kebutuhan bandwidth yang
besar. Switch memberikan unjuk kerja yang jauh lebih baik dari pada HUB dengan
harga yang sama atau sedikit lebih mahal.
Pada saat sinyal memasuki suatu port
di switch, switch melihat alamat tujuan dari frame dan secara internal
membangun sebuah koneksi logika dengan port yang terkoneksi ke node tujuan.
Port-port lain di switch tidak mengambil bagian di dalam koneksi. Hasilnya
adalah setiap port di switch berkores-pondensi ke suatu collision domain
tersendiri sehingga kemacetan jaringan terhindari. Jadi, jika suatu Ethernet
switch 10-Mbps mempunyai 10 port,maka setiap port secara efektif mendapatkan
total bandwidth 10Mbps sehingga port switch memberikan suatu koneksi yang
dedicated ke node tujuan.
Switch terbagi dalam 2 tipe utama:
switch layer-2 dan layer-3. Switch layer-2 beroperasi pada layer data-link
model OSI dan berdsarkan terknologi bridging. Switch tipe ini membangun koneksi
logika antar port berdasarkan pada alamat MAC. Switch layer-2 dapat digunakan
untuk memecah jaringan yang sedang berjalan ke dalam collision domain yang
lebih kecil untuk meningkatkan unjuk kerja.
Switch layer-3 beroperasi pada
layer-3 dari model OSI dasar teknologi routing. Switch tipe ini membangun
koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan. Switch-switch ini dapat
digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda di dalam suatu
internetwork. switch layer-3 kadang-kadang di sebut Switch routing atau switch
multilayer.
II.
Jenis Jenis Switch Yang Digunakan
- Selektor
Selektor merupakan alat pemilih yang menghubungkan satu
masukkan (inlet) dengan beberapa pilihan keluaran (outlet).
Selektor elektromekanik digerakkan secara elektromagnetik maupun dengan
mempergunakan elektromotor. Selektor banyak digunakan pada awal teknologi
switching.
Selektor
dalam keadaan awal berada pada home position, saat menerima impuls dui
telepon,wiper selektor akan berpindah. Perpindahannya ditentukan oleh besarnya
impuls tadi. Setiap output selektor dihubungkan dengan telepon lain. Selektor yang hanya memiliki outlet satu arch disebut Uniselector,
sedangkan yang memiliki outlet pada sisi horizontal dan
vertikal disebut Two-Motion Selector. Selektor yang digunakan untuk switching
adalah Two-motion selector. Selektor ini memiliki 10 bans outlet dan 10 kolom
outlet, sehingga 1 inlet dapat dihubungkan dengan 100 outlet. Digit pertama
akan menggerakkan wiper ke arah vertikal, sedangkan digit kedua ke arah
horizontal.
- Crossbar
Switch
Crossbar
switch atau switch yang terdiri dui garis/batang yang bersilangan adalah sistem
switch yang menghubungkan beberapa titik
input output yang berbentuk matriks. Crossbar switch menggunakan rele
elektromagnet dan terdiri dari 10 horizontal bar yang digerakkan oleh 5 pasang
rele elektromagnet dan 20 vertikal bar yang digerakkan 20 rele elektromagnet,
sehingga memiliki 200 titik persilangan.
Gambar (a). Matriks Crossbar
Gambar (b). Skema Crossbar Switch
Gambar Prinsip Kerja
Crossbar Switch
- Rele
Selain selektor dan crossbar switch, rele banyak
digunakan sebagai komponen penbentuk sentral telepon.
Berdasarkan dasar fisika yang membentuk rele, rele terdiri atas rele
elektrostatis, rele elektromagnetis, rele thermo, SCR (Silicon Controlled
Rectifier), Rele cahaya dan transistor. Selektor dan crossbar pada dasarnya
juga adalah rele, namun memiliki banyak outlet.
Rele
clektromagnetis adalah rele yang paling banyak digunakan sebelum ditemukan
sentral digital, contohnya adalah rele Reed dan rele
Ferred.. Rele ini menggunakan magnetik reed yang memiliki kelebihan, antara lain frekuensi kontak yang
besar, ukurannya kecil, waktu kontaknya cepat serta dapat di gerakkan
hanya dengan pulsa satu mdetik
III.
Struktur Switching
Secara sederhana, struktur switching adalah kumpulan
switch yang menghubungkan beberapa inlet (masukan) ke beberapa outlet (keluaran). Switch
dapat dibentuk memakai selektor, crossbar switch ataupun rele. Struktur
switch yang paling sederhana adalah susunan Square Matrix.
Gambar Struktur
Switching :
(a) Square
Matrix, (b) Graded Square Matrix, (c) Triangular Matrix
Pada
Square Matrix, jika terdapat 5 inlet dan 5 outlet, maka dibutuhkan 25 switch..
Jumlah switch ditentukan oleh jumlah inlet
dan outlet serta aturan switching yang ditentukan, misalnya tidak semua
outlet dapat diakses oleh inlet. Sistem ini disebut Graded Square Matrix.
Triangular
Matrix metniliki jumlah switch yang lebih kecil dibandingkan Square Matriks.
Pada Square Matrix sepasang inlet dan outlet
memiliki 2 switch, sehingga memiliki 2 jalur hubungan, sedangkan pada
Triangular Matrix setiap pasangan hanya memiliki 1 jalur hubungan.
IV.
Teknik Switching
Teknik
switching di pakai pada jaringan telekomunikasi, komunikasi
voice data tidak terlepas dari teknik switching. Berikut ini adalah
uraian/penjelasan beberapa teknik switching yang diterapkan dalam voice.
Teknik Switching dikenal ada tiga buah yaitu Circuit Switching, Packet
Switching dan Message Switching.
1. Circuit Switching
Dalam dunia telekomunikasi, jaringan circuit
switching adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di antara nodes dan terminal untuk
digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit yang dedicated
tidak dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu dilepaskan, dan
koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung pada
sebuah sirkuit yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak dapat
digunakan oleh pengguna lain. Kanal yang dapat dipakai untuk hubungan telepon
baru disebut sebagai kanal yang idle.
Untuk call setup dan
pengendalian (dan keperluan administratif lainnya) dapat digunakan sebuah kanal
pensinyalan yang dedicated dari node
terakhir ke jaringan. ISDN adalah salah satu layanan yang
menggunakan sebuah kanal pensinyalan terpisah. Plain Old Telephone Service
(POTS) tidak memakai pendekatan ini.
Sebuah metoda untuk membangun, memonitor perkembangan, dan menutup sebuah
koneksi adalah dengan memanfaatkan sebuah kanal terpisah untuk keperluan
pengontrolan, misalnya untuk links antar telephone exchanges yang
menggunakan CCS7 untuk komunikasi call setup
dan informasi kontrol dan menggunakan TDM untuk transportasi data di sirkuit
tersebut.
Sistem telepon zaman dahulu
merupakan contoh penggunaan circuit switching. Pelanggan meminta
operator untuk menghubungkan mereka dengan pelanggan lain, yang mungkin berada
pada yang sama, atau melalui sebuah inter-exchange link dan operator
lain. Dimanapun posisi para pelanggan ini, tetap terbentuk sebuah koneksi antar
telepon kedua pelanggan selama hubungan telepon berlangsung. Kawat tembaga yang
sedang digunakan untuk koneksi ini tidak dapat digunakan untuk hubungan telepon
lain, walaupun para pelanggan ini tidak sedang berbicara dan jalur ini dalam
kondisi tidak digunakan (silent).
Akhir-akhir ini sudah dapat
dilakukan multiplexing terhadap berbagai koneksi yang
terdapat pada sebuah konduktor, namun demikian tetap saja setiap kanal pada
link yang mengalami multiplexing selalu berada pada salah satu dari dua
kondisi ini : dedicated pada sebuah koneksi telepon, atau dalam
keadaan idle. Circuit switching mungkin relatif tidak efisien
karena kapasitas jaringan bisa dihabiskan pada koneksi yang sudah dibuat tapi
tidak terus digunakan (walaupun hanya sebentar). Di sisi lain, keuntungannya
adalah cepatnya membuat koneksi baru, dan koneksi ini bisa digunakan dengan
leluasa selama dibutuhkan.
Pendekatan lain adalah packet switching yang
membagi data yang akan dikirimkan (misalnya, suara digital atau data komputer)
menjadi kepingan-kepingan yang disebut paket, yang lalu dikirimkan melewati
sebuah shared network. Jaringan packet switching tidak membutuhkan
sebuah sirkuit khusus untuk melakukan koneksi. Dengan pendekatan ini banyak
pasangan node dapat melakukan komunikasi yang hampir simultan pada kanal
yang sama. Dengan tiadanya koneksi yang dedicated, masing-masing paket
yang diberikan dilengkapi dengan alamat tujuan sehingga jaringan dapat
mengirimkan paket tersebut ke tujuan yang diinginkan.
Circuit switching digunakan pada jaringan telepon umum dan merupakan
dasar untuk jaringan swasta yang dibangun pada saluran sewaan dan menggunakan
on-site circuit switching.
Jaringan Circuit
Switching
Komunikasi circuit switching melalui 3 tahap :
·
Pembangunan sirkuit
Sebelum suatu sinyal
ditransmisikan, harus dibuat terlebh dahulu suatu sirkuit ujung-ke-ujung
(station-to-station).
Contoh : Station A hendak mengirim sebuah permintaan
ke simpul 4, yaitu permintaan akan koneksi terhadap station E. Simpul 4 memilih
simpul 5 didasarkan atas informasi routing dan ukuran-ukuran yang tersedia
serta mungkin juga biaya. Lalu mengalokasikan sebuah channel bebas (menggunakan
FDM atau TDM) dan mengirim sebuah pesan permintaan akan koneksi ke station E.
Karena sejumlah station bisa terhubung ke simpul 4, maka harus diupayakan
membangun jalur internal dan station multiple ke simpul-simpul multiple. Lalu
simpul 5 menyediakan channel ke simpul 6 dan dikaitkan channel ke channel
dibagian dalam dari simpul 4. Setelah terhubung akan dilakukan tes untuk
melihat apakah station E sibuk atau siap menerima kondisi.
·
Transfer Data
Data yang dibawa bisa berupa
analog atau digital tergantung pada sifat jaringan. Saat pembawa berkembang
menjadi jaringan digital yang benar-benar terintegrasi, penggunaan transmisi
digital (biner) untuk suara dan data menjadi metode yang sangat dominan.
Jalurnya adalah jalur A-4, switching internal melalui 4; channel 4-5, switching
internal melalui 5; channel 5-6, internal switching melalui 6; jalur 6-E.
Umumnya koneksi berupa full duplex.
·
Diskoneksi Sirkuit
Setelah beberapa periode transfer
data, koneksi dihentikan, biasanya oleh salah satu station. Sinyal harus
dirambakan ke simpul 4, 5, dan 6 untuk membebaskan sumber data yang tersedia.
Catatan :
o
Kapasitas channel harus
disediakan di antara masing-masing pasangan
simpul di dalam jaringan.
o
Masing-masing simpul harus
memiliki kapasitas switching internal untuk mengendalikan koneksi yang diminta.
Kelemahan circuit switching :
§
Bisa menjadi sangat tidak
efisien. Saat tidak ada data yang ditransfer sekalipun tetap menjalankan
fungsinya yaitu sebagai koneksi suara, penggunaannya menjadi agak tinggi, namun
masih tidak mencapai 100%.
§
Untuk koneksi dari terminal ke
komputer, kapasitas menjadi tidak jalan selama koneksi berlangsung.
§
Dalam hal kinerja, terjadi suatu
penundaan yang berkaitan dengan transfer sinyal untuk pembentukan panggilan.
Contoh circuit switching :
v
Jaringan telepon umum
Pada awalnya dirancang untuk
melayani pelanggan telepon analog, yang menyediakan lalu lintas data secara
substansial melalui modem, secara bertahap dikonversikan menjadi sebuah
jaringan digital.
v
Private Branch Exchange (PBX)
Untuk interkoneksi telepon di
dalam bangunan gedung atau kantor.
v
Jaringan swasta =>
Menhubungkan berbagai macam situs
Juga terdiri dari system PBX,
masing-masing situs dihubungkan melalui jalur yang diambil di salah satu
pembawa, seperti AT & T.
v
Data switch
Mirip PBX, gunanya untuk
menghubungkan perangkat pengolahan data digital, seperti terminal dan komputer.
Jaringan telekomunikasi publik bisa digambarkan
menggunakan 4 komonen arsitektural umum, yaitu :
a.
Pesawat : Perangkat yang
terhubung ke jaringan.
Contoh :
telepon.
b.
Jalur pesawat : jalur antara
pesawat dan jaringan, disebut juga pelanggan loop atau local loop.
Menggunakan kabel twisted pair, panjangnya terentang
mulai dari beberapa kilometer sampai puluhan kilometer.
c. Pertukaran
: merupakan pusat switching di dalam jaringan.
Pusat switching yang secara langsung mendukung
pesawat disebut kantor (end office). Dipergunakan simpul switching perantara.
d.
Trunk : Cabang-cabang diantara
pertukaran.
Membawa sirkuit frekuensi suara multiple baik
menggunakan FDM maupun TDM synchronous. Awalnya disebut system pembawa.
Keterangan :
Pesawat terhubung langsung dengan
kantor. Untuk menghubungkan 2 pesawat pada kantor yang sama, dibangun sebuah
sirkuit diantara mereka. Bila 2 pesawat terhubung pada kantor yang berbeda,
sirkuit yang ada akan berisi rangkaian sirkuit sepanjang 1 kantor perantara
atau lebih.
Pada gambar, koneksi antara
pesawat a dan b dibangun secara sederhana membentuk koneksi dalam kantor.
Tetapi koneksi antara pesawat c dan d lebih kompleks.
Pada pesawat c, koneksi dibangun
di antara jalur c dan 1 channel pada trunk TDM menuju switch penghubung. Pada
switch perantara, channel tersebut dihubungkan pada channel yang ada pada trunk
TDM menuju kantor d, lalu channel dihubungkan ke pesawat d.
Syaratnya tidak boleh terdapat
suatu penundaan transmisi atau jenis-jenis penundaan tertentu. Rate transmisi
sinyal harus tetap konstan, karena transmisi dan penerimaan terjadi sekaligus
pada rate sinyal yang sama.
Keunggulan circuit switching :
Sekali sebuah circuit ditetapkan, tidak diperlukan
logika jaringan khusus pada station.
Konsep circuit switching
Teknologi circuit switching bisa optimal dengan cara
menentukan operasi simpul circuit switching tunggal. Sebuah jaringan yang
dibangun di sekitar simpul circuit switching terdiri dari sekumpulan station
yang terhubung pada suatu unit switching pusat. Switch pusat menetapkan jalur
khusus diantara 2 perangkat yang ingin komunikasi.
Elemen-elemen simpul circuit switch :
a.
Switch digital : Inti dari system
modern.
Fungsi : untuk menyediakan jalur sinyal yang jelas
di antara sepasang perangkat yang terpasang.
Jalur harus ada sepasang
perangkat yang terpasang dimana terdapat koneksi langsung di antara mereka.
Koneksi yang dilakukan berupa transmisis full duplex.
b.
Interface jaringan
Adalah hardware yang diperlukan
dan berfungsi untuk menghubungkan perangkat digital, seperti perangkat
pengolahan data dan telepon digital, ke jaringan telepon analog juga bisa
dipasang bila interface jaringan berisi logic dan mengubahnya menjadi sinyal
digital.
c.
Unit Kontrol
Menampilkan 3 task umum :
·
Kontrol unit berfungsi membangun
koneksi.
Dilakukan berdasarkan atas permintaan dari perangkat
yang terpasang.
Tugasnya : Mengendalikan dan membalas permintaan,
menentukan apakah tujuan dalam keadaan bebas, menyusun jalur sepanjang switch.
·
Unit kontrol harus mempertahankan
koneksi.
Switch digital menggunakan prinsip time-division,
sehingga memerlukan manipulasi dari elemen switch secara terus menerus. Bit-bit
komunikasi ditransfer secara transparan.
·
Unit kontrol harus memutuskan
koneksi.
Baik dalam merespon permintaan dari salah satu pihak
maupun karena permintaannya sendiri.
Karateristik penting dari circuit switching :
a.
Adanya pemblokan
Terjadi bila jaringan tidak mampu
menghubungkan kedua station karena semua jalur yang tersedia di antara mereka
sedang dipergunakan. Konfigurasi pemblokan umumnya dimungkinkan terjadi untuk
mendukung lalu lintas suara, karena diharapkan sebagian besar panggilan telepon
berdurasi pendek jadi hanya sebagian telepon yang akan dipakai sepanjang waktu.
b.
Tidak adanya pemblokan
Memungkinkan semua station
dihubungkan (dalam bentuk pasangan) sekaligus dan menjamin seluruh permintaan
yang ada sepanjang pihak yang dipanggil dalam keadaan bebas. Dimungkinkan
terjadi untuk perangkat pengolahan data. Sebagai contoh, untuk aplikasi
pemasukan data, terminal bisa terus menerus dihubungkan ke komputer sepanjang
waktu.
Teknik-teknik switching internal terhadap circuit switching tunggal :
a.
Space Division Switching
Awalnya dikembangkan untuk
lingkungan analog dan telah dipindahkan ke dunia digital. Space division switch
merupakan salah satu switch dimana jalur sinyal secara fisik saling terpisah
satu sama lain (dibagi dalam hal jarak).
Maing-masing koneksi memerlukan
pembentukan jalur secara fisik disepanjang switch yang hanya dimaksudkan untuk
mentransfer sinyal diantara kedua titik akhir.
Blok pembangunan dasar dari
switch adalah persimpangan dibuat dari bahan metalik atau gerbang konduktor
yang bisa diaktifkan dan di-non-aktifkan oleh unit kontrol.
Keterangan Gambar :
o
Masing-masing station terhubung
ke matriks melalui salah satu jalur input atau salah satu jalur output.
o
Interkoneksi terjadi diantara dua
jalur dengan mengaktifkan persimpangan yang sesuai.
o
Merupakan matriks crossbar
sederhana dengan 10 jalur I/O full duplex.
o
Keterbatasan matriks crossbar :
§
Jumlah titik persimpangan
berkembang seiring perkembangan jumlah station yang terpasang sehingga memakan
lebih banyak biaya.
§
Hilangnya titik persimpangan
menghalangi koneksi antara kedua perangkat yang jalurnya melintang di titik
persimpangan tersebut.
§
Titik persimpangan tidak bisa
digunakan secara efisien, bahkan bila semua perangkat yang terpasang dalam
kondisi aktif, hanya sebagian kecil saja dari titik persimpangan yang akan
dipakai.
o
Kelebihan matriks crossbar :
§
Untuk menetapkan jalur hanya
perlu memfungsikan gerbang tunggal.
§
Tidak adanya pemblokan, jadi
sebuah jalur selalu tersedia untuk menghubungkan input dengan output.
Cara mengatasi keterbatasan tersebut digunakan switch
bertahap-tahap.
Keterangan Gambar:
o
Merupakan contoh dari switch
tahap 3.
o
Kelebihan :
§
Jumlah titik persimpangan
berkurang sehingga meningkatkan penggunaan crossbar.
§
Terdapat lebih dari 1 jalur
disepanjang jaringan untuk menghubungkan kedua titik akhir, sehingga
meningkatkan reliabilitasnya.
o
Kelemahan :
§
Memerlukan skema kontrol yang
lebih kompleks.
Yaitu harus ditentukan jalur dalam keadaan bebas
sepanjang tahapan serta mengaktifkan gerbang yang sesuai.
§
Kemungkinan adanya pemblokan.
Garis yang lebih tebal menunjukkan jalur yang sudah
dipergunakan. Jadi pada gambar jalur input 10, tidak bisa dihubungkan dengan
output jalur 3, 4, 5.
Cara mengatasi :
q Meningkatkan jumlah atau ukuran switch-switch perantara, namun akan
meningkatkan biaya.
b.
Time Division Switching
Teknik-teknik Time-Division
Multiplexing yang synchronous dan digitalisasi suara, baik suara maupun data
bisa ditransmisikan melalui sinyal-sinyal digital.
Secara virtual, semua circuit
switching menggunakan teknik time-division digital untuk menetapkan sekaligus
mempertahankan ‘sirkuit’.
Melibatkan pembagian aliran bit
berkecepatan rendah menjadi bagian-bagian kecil yang membagi aliran
berkecepatan tinggi dengan aliran bit lainnya.
Teknik yang paling sederhana
namun paling popular, yakni TDM bus switching :
Ø
Semua teknik digital switching
didasarkan atas penggunaan TDM synchronous.
Ø
TDM synchronous memungkinkan
aliran bit berkecepatan rendah multiple bersama-sama memakai semua jalur
berkecepatan tinggi.
Ø
Dengan TDM synchronous, sumber
dan tujuan data pada masing-masing jatah waktu sudah diketahui.
Ø
Setiap perangkat terhubung ke
switch melalui jalur full duplex.
Ø
Jalur-jalur tersebut dihubungkan
melalui gerbang terkontrol menuju bus digital berkecepatan tinggi.
Ø
Masing-masing jalur ditetapkan
satu jatah waktu untuk menyediakan input.
Ø
Sepanjang jatah waktu yang
berturut-turut pencocokan input atau output yang berlainan mulai diaktifkan,
sehingga sejumlah koneksi bisa dibawa melalui bus yang digunakan bersama.
Ø
Untuk sebuah switch yang
mendukung, jumlah jatah waktu yang bergiliran berturut-turut harus sama dengan
junlah perangkat.
Ø
Setiap jatah waktu ditetapkan
untuk 1 jalur input dan 1 jalur output.
Ø
Satu iterasi untuk seluruh jatah
waktu disebut frame.
Ø
Jatah waktu harus menyamakan
waktu transmisi input dan penundaan perambatan antara input dan output.
Ø
Rate data pada bus harus cukup
tinggi sehingga jatah waktu yang muncul cukup memadai.
Routing dalam jaringan circuit switching
Rangkaian routing (rangkaian dimana jalur-jalur
dalam susunan diupayakan) menunjukkan suatu analisis yang didasarkan atas pola
lalu lintas hierarkis dan dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya
jaringan.
Untuk jaringan circuit switching yang besar,
beberapa koneksi sirkuit memerlukan sebuah jalur sepanjang lebih dari 1 switch.
Dua persyaratan utama untuk arsitektur jaringan yang
berhubungan dengan strategi routing :
a.
Efisiensi
·
Diharapkan dapat meminimalkan
jumlah peralatan (Switch dan trunk).
·
Dengan peralatan minimum tentu
akan mengurangi biaya.
b.
Fleksibilitas
·
Diharapkan jaringan mampu
menyediakan tingkat pelayanan yang optimal dalam kondisi :
o
Lalu lintas menyentak secara
tiba-tiba untuk sementara di atas level jam sibuk (misal : selama ada badai
besar).
o
Switch dan trunk mengalami
kegagalan serta kemungkinsn tidak tersedia untuk sementara waktu.
Pendekatan hierarki statis :
-
Switch suatu jaringan disusun
seperti struktur pohon atau hirarki.
-
Jalur dibangun dari pesawat
pemanggil, turun ke bawah menuju pesawat yang dipanggil.
-
Ditambahkan trunk berkemampuan
tinggi yang melintang untuk menghubungkan pertukaran dengan volume lalu lintas
yang tinggi diantara pesawat-pesawat => menambah fleksibilitas.
-
Kelebihan : menyediakan redudansi
dan kapasitas ekstra.
-
Kekurangan : Masih ada
keterbatasan dalam hal efisiensi dan fleksibilitas.
·
Struktur yang sudah pasti dengan
trunk-trunk tambahan bereaksi lamban terhadap kegagalan.
·
Dampak kegagalan : berupa
kongesti local utama yang muncul didekat lokasi kegagalan.
Pendekatan dinamis :
-
Keputusan routing dipengaruhi
oleh kondisi lalu lintas yang ada saat itu.
-
Simpul circuit switching saling
berkait satu sama lain.
-
Kelebihan :
·
Lebih kompleks : arsitektur tidak
menyediakan suatu jalur ‘alami’ atau susunan jalur yang didasarkan atas
struktur hirarki.
·
Lebih fleksibel : Tersedia jalur
alternatif.
·
Routing Alternatif
-
Adalah jalur-jalur yang
memungkinkan untuk dipergunakan di antara kedua kantor dan sudah ditetapkan
terlebih dahulu.
-
Switch utama memilih jalur yang
tepat untuk setiap panggilan.
-
Masing-masing switch merupakan
susunan tertentu dari jalur-jalur yang sudah ditetapkan untuk masing-masing
tujuan => bersifat pilihan.
-
Koneksi trunk yang terjadi secara
langsung diantara 2 switchlah yang dipilih.
-
Bila tidak ada, pilihan kedua
bisa dipilih dan seterusnya.
-
Keputusan routing didasarkan atas
:
·
Status lalu lintas yang terjadi
saat itu.
Jalur ditolak bila dia dalam keadaan sibuk.
·
Pola lalu lintas historic
Yang menentukan rangkaian jalur yang dipergunakan.
-
Satu rangkaian routing yang
ditetapkan untuk setiap pasangan sumber-tujuan disebut routing pengganti dinamik.
-
Contoh routing pengganti dinamik
:
·
Layanan telepon local dan
regional [BELL90] oleh Bell Operating Companies yang disebut Multi Alternate
Routing (MAR).
·
Jaringan jarak jauh [ASH90] oleh
AT&T yang disebut Dynamic Nonhierarchical Routing (DNHR).
Menerapkan sebuah path komunikasi yang
permanen antara 2 buah station
melibatkan tiga fase antara lain :
- Circuit Establishment
- Signal Transfer (antara lain mungkin analog voice, digitized voice, binary data)
- Circuit disconnect
melibatkan tiga fase antara lain :
- Circuit Establishment
- Signal Transfer (antara lain mungkin analog voice, digitized voice, binary data)
- Circuit disconnect
kurang efisien karena koneksi tetap established walaupun tidak ada data yang ditransfer contoh tepatnya adalah public telephone network, PBX (Public Branches eXchange utk gedung) tidak complex dalam routing, flow control, dan syarat-syarat error control.
2. Routing dalam Circuit
Switching
Dalam
circuit switching juga terdapat routing, bilamana routing tersebut harus di
bikin se-Efisiensi jaringan yang diperoleh dengan cara meminimisasi switching
dan kapasitas transmisi. Komponen dalam arsitektur jaringan telekomunikasi umum
adalah :
-
pelanggan
-
local loop : link antara pelanggan dan jaringan. Hampir semuanya menggunakan twisted
pair. Panjang twisted pair antara beberapa kilometer dan beberapa puluh
kilometer.
-
Exchanges : switching lokal dalam sebuah jaringan.
-
Switching Lokal mendukung pelanggan-pelanggan yang dikenal dengan nama
end office yang biasanya dapat mendukung beribu-ribu pelanggan dalam local
area.
-
Trunks : cabang-cabang antara exchanges. Trunks membawa multiple
voice-frequency dengan menggunakan FDM (Frequency Division Multiplex) atau
synchronous TDM (Time Division Multiplex).
Penjelasan gambar
a dan b koneksi dalam satu buah end office, sedangkan c dan d koneksi yang lebih kompleks. Lebih disukai menggunakan dynamic routing daripada static routing dikarenakan kondisi traffic yang makin kompleks dan lebih fleksibel. Adapun dalam kelas-kelas dalam dynamic routing adalah sebagai berikut :
-
Routing alternatif Adalah routing-routing pilihan yang dapat digunakan antara
dua end office. Tiap switch diberikan sejumlah route untuk mencapai tiap
tujuan. Jika hanya ada satu jalur dalam tiap pasang source-destination, ini
disebut dengan fixed alternate routing. Yang lebih umum digunakan adalah
dynamic alternate routing. Routing decision didasari atas status current
traffic (akan ditolak jika sibuk) dan historical traffic patterns
(urutan-urutan route yang diinginkan).
- Adaptive Routing adalah Didesain untuk memfungsikan switch dalam mengubah bentuk traffic pada sebuah jaringan. Situasi seperti ini, switch yang ada saling bertukar informasi untuk mempelajari kondisi jaringan sehingga tipe routing ini lebih efisien daripada routing alternative dalam hal resourcing jaringan.
DTM
(Dynamic Traffic Management) yang dikembangkan oleh Northern Telecom
menggunakan central network untuk mencari the best alternate route bergantung
dari congestion (kepadatan) dalam jaringan tersebut. Central controller mengumpulkan
status data dari tiap switch untuk mencari alternate route yang diinginkan.
Jaringan dengan menggunakan circuit-switched adalah didesain untuk voice traffic. Walaupun demikian, circuit-switched network juga digunakan dalam komunikasi data dimana akan terjadi :
- untuk terminal-to-host data connection, waktu pada line terbuang percuma. Jadi komunikasi data akan tidak efisien jika menggunakan circuit-switched network.
-
koneksi menyediakan rate yang konstan. Jadi device yang saling terhubung mempunyai
rate yang sama saat transmit atau receiving data. Ini membatasi utilitas dalam
jaringan yang banyak terdapat variasi komputer dan terminal.
2.
Paket Switching
Packet switching adalah jaringan
metode komunikasi digital yang kelompok semua data yang ditransmisikan terlepas
dari konten, tipe struktur, atau menjadi blok-blok berukuran yang sesuai, yang
disebut paket. Dalam hal biaya lalu lintas (sebagai lawan flat rate), misalnya
dalam komunikasi seluler jasa, rangkaian switching dicirikan dengan biaya per
satuan waktu dari waktu koneksi, bahkan ketika ada data yang ditransfer,
sedangkan packet switching dicirikan dengan biaya per unit informasi. Dua mode
paket switching yang utama ada; (1) connectionless packet switching, juga
dikenal sebagai datagram switching, dan (2)berorientasi koneksi packet
switching, juga dikenal sebagai virtual circuit switching.
Kelebihan packet switching
a.
Jalur efisiensi yang lebih besar
b.
Jalur dari simpul ke simpul dibagi secara dinamik beberapa paket
sepanjang waktu.
c.
Paket diantrikan dan ditransmisi secepat mungkin.
d. Waktu pada link node-to-node
adalah dialokasikan terlebih dahulu menggunakan time-division multiplexing.
e.
K onversi rate data
f.
Setiap stasiun terhubung ke simpul lokal pada rate data yang sesuai.
g.
Simpul pengangga data di butuhkan untuk penyangga rate.
h.
Dua buah station yang berbeda data-ratenya dapat saling menukar paket.
i.
Paket dapat diterima meskipun sedang sibuk
j. Skala Prioritas dapat
digunakan.Paket dapat ditransmisikan pertama kali berdasarkan prioritas yang
lebih tinggi.
k.
Paket mempunyai delay yang lebih kecil daripada lower-priority packets.
3. Message
Switching
Pesan beralih adalah
teknik jaringan switching di mana data disalurkan secara keseluruhan dari node
sumber ke node tujuan,satu harapan pada suatu waktu. Selama message routing,
Setiap saklar menengah dalam jaringan menyimpan seluruh pesan. Jika sumber daya
seluruh jaringan yang terlibat atau jaringan menjadi terhambat, toko-toko
jaringan pesan-switched dan penundaanpesan sampai sumber daya yang cukup
tersedia untuk transmisiefektif pesan.Sebelum kemajuan dalam paket, switching
beralih pesan bertindak sebagai pengganti efisien untuk switching sirkuit.
Dengan demikian, setiap node perantara di dalam jaringan perlu untuk menyimpan
setiap pesan sebelum retransferring pesan satu-per-satu sebagai sumber daya
yang memadai telah tersedia. Jika sumber daya tidak tersedia, pesan disimpan
tanpa batas. Setiap pesan harus
mencakup sebuah header, yang biasanya terdiri dari informasi routing, seperti
sumber dan tujuan, waktu kadaluwarsa, tingkat prioritas, dll
Circuit
Switching vs Packet Switching
V.
Jaringan
Switching
Untuk transmisi data, komunikasi
biasanya dilakukan dengan cara melalui transmisi data dari sumber ke tujuan melalui
simpul-simpul jaringan switching perantara. Simpul switching bertujuan
menyediakan fasilitas switching yang akan memindah data dari simpul ke simpul
sampai mencapai tujuan.
Ujung perangkat yang ingin
melakukan komunikasi disebut station. Station bisa berupa komputer, terminal,
telepon, atau perangkat komunikasi lainnya. Sedangkan perangkat yang tujuannya
menyediakan komunikasi disebut simpul. Simpul-simpul saling dihubungkan melalui
jalur transmisi. Masing-masing station terhubung ke sebuah simpul, dan kumpulan
simpul-simpul itulah yang disebut sebagai jaringan komunikasi.
Simpul yang hanya terhubung
dengan simpul lain, tugasnya hanya untuk switching data secara internal (ke
jaringan). Sedangkan yang terhubung ke satu station atau lebih, fungsinya selain
menerima data juga sekaligus mengirimkannya ke station yang terhubung.
Jalur simpul-simpul biasanya
dimultiplexingkan, baik dengan menggunakan Frequency Division Multiplexing
(FDM) maupun Time Division Multiplexing (TDM).
Tidak ada saluran langsung diantara
sepasang simpul. Sehingga diharapkan selalu memiliki lebih dari 1 jalur
disepanjang jaringan untuk tiap pasangan station untuk mempertahankan
reliabilitas jaringan.
VI. Istilah Telekomunikasi Softswitch
Softswitch
lahir dari pengembangan teknologi jaringan data yang kini telah mendominasi.
Pengembangan ini merupakan migrasi dari jaringan PSTN menuju NGN
(Next Generation Network) yang berbasis data. Layanan telekomunikasi pada NGN (Next
Generation Network) meliputi voice, data, dan multimedia. Pada
kenyataannya, bagi industri jasa telekomunikasi bahwa volume trafik data
melebihi volume trafik voice, namun layanan voice masih merupakan penyumbang
pendapatan terbesar dalam bisnis telekomunikasi. Dengan Demikian pengembangan
layanan voice pada jaringan data menjadi aspek penting dalam perkembangan
telekomunikasi.
Kelemahan
Softswitch sebagai berikut:
- Tergantung pada satu vendor, karena perangkat
yang digunakan bersifat prepritary.
- Investasi yang sangat tinggi.
- Adanya fungsi kontrol, fungsi layanan dan
fungsi network melekat dalam sirkit switch, sehingga operator sulit
melakukan pengembangan dan diversivikasi layanan
Softswitch merupakan kumpulan dari
beberapa perangkat protokol dan aplikasi yang memampukan perangkat-perangkat
yang lain untuk mengakses telekomunikasi atau layanan
internet berbasis jaringan IP.
Fungsi Softswitch diantaranya:
- Teknologi Softswitch mampu menghubungkan antara
internet, jaringan wireless, jaringan kabel dan jaringan telepon
tradisional.
- Jaringan pusat (core network) dapat dicapai
menggunakan Softswitch.
- Softswitch memampukan jaringan telepon untuk
berkomunikasi dengan jaringan data/internet dan sebaliknya.
Arsitektur dan Bagian Fungsional
(Functional Plane) Softswitch ISC Reference Architecture sebagai berikut:
- Transport Plane
Transport plane bertanggung jawab untuk
pengirirman pesan antar jaringan VoIP. Pesan ini dapat berupa call signalling,
call dan media set up atau media. Mekanisme pengiriman pesan-pesan ini
berdasarkan semua teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan untuk membawa jenis
trafik ini. Transport plane juga menyediakan akses untuk pensinyalan dan media
ke jaringan luar, atau terminal ke jaringan VoIP. Pada umumnya perangkat dan fungsi transport
plane dikendalikan oleh fungsi didalam call control dan signaling plane.
Transport plane dibagi menjadi tiga daerah yaitu IP Transpor Domain,
Interworking Domain, dan Non-IP Access Domain.
- IP Transport Domain
IP Transport Domain
menyediakan transport backbone dan routing/switching untuk mengangkut paket
antar jaringan VoIP. Yang termasuk pada IP transport domain yakni router dan
switch. Perangkat-perangkat (router dan switch) menyediakan mekanisme QoS dan
aturan untuk pengangkutan.
- Interworking Domain
Perangkat Interworking
Domain bertanggung jawab untuk perubahan bentuk pensinyalan atau media penerima
dari jaringan eksternal ke dalam suatu format yang dapat dikirim ke berbagai
entity di dalam jaringan VoIP dan sebaliknya. Interworking Domain
terdiri dari perangkat seperti signaling Gateway (gerbang signal yang
mengangkut konversi antar lapisan pengangkut yang berbeda), Media Gateway
(media konversi antara jaringan transport yang berbeda atau media yang berbeda,
dan Interworking Gateway) signal interworking pada layer transport yang sama
tetapi dengan protokol berbeda.
- Non-IP Access Domain
Non-IP Access Domain
diterapkan terutama untuk terminal non-IP dan jaringan radio tanpa kawat yang
mengakses ke jaringan VoIP. Non-IP Access Domain terdiri dari Access Gateway
atau gerbang untuk terminal non-IP atau telepon, terminal ISDN Integrated
Access Devices ( IADS) untuk jaringan DSL, Kabel modem
/ Multimedia Terminal Adaptor ( MTAs) untuk jaringan HFC, dan Media Gateway
untuk jaringan GSM/3G mobile radio access
network (RAN).
- Call Control & Signaling Plane
Call Control & Signaling Plane
mengontrol element utama pada jaringan VoIP, khususnya pada Transport Plane.
Perangkat dan fungsi dalam plane ini menyelesaikan kendali panggilan
berdasarkan pesan/message yang diterima dari Transport Plane, dan menangani
pembangunan dan pemutusan koneksi media antar Jaringan VoIP
oleh komponen pengendalian dalam Transport Plane. The Call Control &
Signaling Plane terdiri dari perangkat seperti Media Gateway Controller (Call
Agent or Call Controller), Gatekeepers and LDAP servers.
- Service & Application Plane
Service &
Application Plane menyediakan kendali, logika dan pengeksekusi satu atau lebih jasa
atau layanan atau aplikasi di dalam suatu jaringan VoIP.
Perangkat-perangkat di dalam control Plane ini mengendalikan jalannya suatu
panggilan berdasarkan layanan atau jasa
pengeksekusi logika. Melalui komunikasi dengan perangkat di dalam Call
Control & Signaling Plane. Jasa atau Layanan & Aplikasinya terdiri dari
perangkat seperti Aplikasi Server dan Feature Server. Jasa
atau Layanan & Aplikasinya juga mengontrol khususnya komponen-komponen
pembawa seperti Media Server, yang melaksanakan fungsi seperti conferencing,
IVR, tone processing, dan seterusnya.
- Management Plane
Manajemen Plane
menangani fungsi seperti berlangganan dan ketetapan jasa
atau layanan, dukungan
operasional, penagihan dan tugas manajemen jaringan lainnya. Manajemen Plane
dapat saling berhubungan dengan beberapa atau dengan semua ketiga plane lainnya
melalui standard industri ( seperti: SNMP) atau protocol proprietary dan APIs.
Jaringan Softswitch dibangun oleh 5 komponen penting diantaranya:
- MGC Media Gateway Controller merupakan salah
satu unit fungsi utama pada softswitch. Gateway controller menangani call
processing menggunakan Media gateway dan Signaling gateway. Dalam
menangani Call Peocessing, Signaling Gateway berperan untuk membangun dan
membubarkan koneksi. Gateway Controller sering disebut Call Agent (karena
memiliki fungsi pesan pengontrol panggilan), dan juga disebut Media
gateway Controller (karena memiliki fungsi pengontrol media
gateway).Terkadang Call Agent disebut juga sebagai Softwitch (karena
dikombinasikan dengan media gateway dan signaling gateway sehingga
mempresentasikan konfigurasi minimun softswitch). Komponen ini
menghubungkan antar komponen dalam jaringan softsiwtch dan juga
menghubungkan ke ke jaringan luar yang berbeda protokol, seperti ke
jaringan PSTN, SS7 dan jaringan IP.
- MG Media Gateway disebut juga AG (Access
Gateway) dan TG (Trunk Gateway). Access Gateway (AG) sebagai penghubung ke
arah jaringan akses yang berhubungan dengan pengguna. Pada umumnya access
gateway yang dikenal adalah perangkat yang berbasis paket (IP) ataupun
nonpaket yang selanjutnya diubah menjadi paket untuk dapat dikontrol oleh
softswitch. Trunk Gateway (TG) dipergunakan untuk menghubungkan jaringan
berbasis softswitch kepada jaringan non-paket dan berfungsi sebagai
trunking. Di dalam perangkat ini terdapat perubahan dari trafik yang
non-paket ke paket ataupun sebaliknya.
- SG Signalling Gateway melayani sebagai gateway
atau gerbang antara jaringan signal SS7 dengan node-node lain pada jaringan
IP yang di manage atau dikontrol oleh softswitch. Sebuah signaling gateway
secara fisik terhubung ke jaringan SS7 dan harus mampu melayani berbagai
protocol yang telah distandartkan. Signaling Gateway menyebabkan
Softswitch seperti node-node yang ada pada jaringan SS7. Signaling Gateway
menangani pengiriman signal SS7, sementara Media Gateway menangani
pengiriman voice.
- MS Media Server biasanya terpisah dari Feature
Server karena aplikasi Media Server melibatkan media processing. Artinya
Media Server harus mampu mendukung DSP (digital signal Processing).
- FS Feature Server menyediakan semua feature dan layanan seperti tagihan, multy party conference, dll. Feature Server menggunakan semua sumber layanan atau jasa yang berkaitan dengan komponen-komponen lain pada softswitch. Dengan adanya Feature Server yang bekerja berbasis jaringan IP maka tidak ada lagi hambatan bagi softswitch untuk membagi dan mengelompokkan komponen aplikasi.
By : Cutt Iswahyuni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar