Alat kriptografi Lorenz yang dipakai di Jerman saat perang dunia II
Kriptografi,
secara umum adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan berita [bruce
Schneier - Applied Cryptography].
Selain
pengertian tersebut terdapat pula pengertian ilmu yang mempelajari
teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi
seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi
data [A. Menezes, P. van Oorschot and S. Vanstone - Handbook of Applied
Cryptography]. Tidak semua aspek keamanan informasi ditangani oleh kriptografi.
Ada empat tujuan mendasar dari
ilmu kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi yaitu :
- Kerahasiaan, adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.
- Integritas data, adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.
- Autentikasi, adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.
- Non-repudiasi., atau nirpenyangkalan adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.
Algoritma Sandi
Algoritma
sandi adalah algoritma yang berfungsi untuk melakukan tujuan kriptografis.
Algoritma tersebut harus memiliki kekuatan untuk melakukan (dikemukakan oleh
Shannon):
- konfusi/pembingungan (confusion), dari teks terang sehingga sulit untuk direkonstruksikan secara langsung tanpa menggunakan algoritma dekripsinya
- difusi/peleburan (difusion), dari teks terang sehingga karakteristik dari teks terang tersebut hilang.
sehingga dapat
digunakan untuk mengamankan informasi. Pada implementasinya sebuah algoritmas
sandi harus memperhatikan kualitas layanan/Quality of Service atau QoS dari
keseluruhan sistem dimana dia diimplementasikan. Algoritma sandi yang handal
adalah algoritma sandi yang kekuatannya terletak pada kunci, bukan pada
kerahasiaan algoritma itu sendiri. Teknik dan metode untuk menguji kehandalan
algoritma sandi adalah kriptanalisa.
Dasar matematis yang mendasari
proses enkripsi dan dekripsi adalah relasi antara dua himpunan yaitu yang
berisi elemen teks terang / plaintext dan yang berisi elemen teks
sandi/ciphertext. Enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi transformasi antara
himpunan-himpunan tersebut. Apabila elemen-elemen teks terang dinotasikan
dengan P, elemen-elemen teks sandi dinotasikan dengan C, sedang untuk proses
enkripsi dinotasikan dengan E, dekripsi dengan notasi D.
Secara umum berdasarkan kesamaan
kuncinya, algoritma sandi dibedakan menjadi :
- kunci-simetris/symetric-key, sering disebut juga algoritma sandi konvensional karena umumnya diterapkan pada algoritma sandi klasik
- kunci-asimetris/asymetric-key
Berdasarkan arah implementasi dan
pembabakan jamannya dibedakan menjadi :
- algoritma sandi klasik classic cryptography
- algoritma sandi modern modern cryptography
Berdasarkan kerahasiaan kuncinya
dibedakan menjadi :
- algoritma sandi kunci rahasia secret-key
- algoritma sandi kunci publik publik-key
Pada skema
kunci-simetris, digunakan sebuah kunci rahasia yang sama untuk melakukan proses
enkripsi dan dekripsinya. Sedangkan pada sistem kunci-asimentris digunakan
sepasang kunci yang berbeda, umumnya disebut kunci publik(public key) dan kunci
pribadi (private key), digunakan untuk proses enkripsi dan proses dekripsinya.
Bila elemen teks terang dienkripsi dengan menggunakan kunci pribadi maka elemen
teks sandi yang dihasilkannya hanya bisa didekripsikan dengan menggunakan
pasangan kunci pribadinya. Begitu juga sebaliknya, jika kunci pribadi digunakan
untuk proses enkripsi maka proses dekripsi harus menggunakan kunci publik
pasangannya.
Fungsi Hash
Kriptografis
Fungsi hash
Kriptografis adalah fungsi hash yang memiliki beberapa sifat keamanan tambahan
sehingga dapat dipakai untuk tujuan keamanan data. Umumnya digunakan untuk
keperluan autentikasi dan integritas data. Fungsi hash adalah fungsi yang
secara efisien mengubah string input dengan panjang berhingga menjadi string
output dengan panjang tetap yang disebut nilai hash.
Sifat-Sifat Fungsi Hash
Kriptografi
- Tahan preimej (Preimage resistant): bila diketahui nilai hash h maka sulit (secara komputasi tidak layak) untuk mendapatkan m dimana h = hash(m).
- Tahan preimej kedua (Second preimage resistant): bila diketahui input m1 maka sulit mencari input m2 (tidak sama dengan m1) yang menyebabkan hash(m1) = hash(m2).
- Tahan tumbukan (Collision-resistant): sulit mencari dua input berbeda m1 dan m2 yang menyebabkan hash(m1) = hash(m2)
Algoritma-Algoritma Fungsi Hash
Kriptografi
Beberapa contoh algoritma fungsi
hash Kriptografi:
·
MD4
·
MD5
·
SHA-0
·
SHA-1
·
SHA-256
·
SHA-512
Mengembalikan Fungsi
Hash Kriptografi
Salah satu
cara mengembalikan (mendapatkan nilai asal) dari fungsi hash kriptografi adalah
dengan menggunakan Tabel pelangi. Tabel pelangi bekerja dengan cara
mengumpulkan nilai akhir fungsi hash kriptografi lalu menyusun basis data untuk
mendapatkan nilai asal fungsi hash kriptografi.
By : Cutt Iswahyuni
Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kriptografi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar